Sungguh Kehilangan...
17.33.00 | Author:
InnaliLLaahii.. lama sekali za nggak mengaji. Nggak mendengar untai nasihat ustadz yang menegarkan.

Boleh dikatakan za mungkin memang telah menyerah dengan keadaan. Tarikan-tarikan menuju maksiat itu za jumpai di sekeliling za, nyaris setiap saat,, adaa saja,, dalam berbagai bentuknya. Sementara tarikan menuju kebaikan begitu lemah, lebih banyak berbentuk pasif, laiknya buku-buku yang tak pernah memanggil dan berteriak meminta untuk dibaca, atau seperti radio yang tak pernah menggamit lengan dan memaksaku tuk duduk sejenak bersama suara lantang menggetar dari ustadz.

Dan saat ku mencoba bertegar dengan mengejar kawan-kawan seperjuangan,, aku merasa begitu terengah,, ku merasa mereka terlalu jauh,, tak bisa ku rengkuh.
Dan entah bagaimana diri malah kian angkuh,, enggan memanggil lantang, enggan meminta mereka tuk bawaku serta.

Dan aku tetap di sini. Sendiri. Mengemis-ngemis ketenangan hati. Mengais-ngais cinta dari hulu yang tak jelas adanya. Mengais-ngais cinta dari kumpulan warna hidup yang jauh lebih beragam. Tak melulu putih lagi.

Menggadai mimpi dengan rasa aman, ketenangan, dan cinta!,, untuk saat ini.. karena aku kini betul-betul kelelahan. Benar-benar rapuh jika harus menghadapi semua ini sendirian. Tersiksa dalam tanya, dalam harap, dalam sesal dan rasa bersalah.
...
Dan inilah,, aku,, dalam aroma cinta yang menenangkan, di sekitar lepas tawa dan peluh penat,, dalam cinta nan hangat.
..
Meski sisi diri ada yang begitu menjadi beku,, meski aku tahu,, dan aku rasakan,, memang ada yang kurang... bukan... tetapi ada yang hilang...
..
Itulah,, bahagia ini terkadang terasa nyata,, naamun kadang ia tak ada.
..
Karena aku telah mencarinya dari hulu yang berbeda,, hingga ia bermuara di tempat yang berbeda pula.
..
..
Aku betul-betul merindukan hulu yang jernih,, namun ku butuh terikan nafas yang lebih panjang agar ku mampu berada di sana.

...
..
.