status SO?
06.50.00 | Author:
Berbilang pecan-pekan di belakang, aku dibuat bingung dengan status SO ku. Yang sekarang katanya bukan lagi ‘study oriented’ tapi ‘study only’. Dibuat bingung, jelas, karena aku ngerasa di lingkunganku ini anak SO itu punya citra yang kurang ‘dianggap’ (karena terlalu kejam kalau disebut ‘dilecehkan’). Prototype yang dibangun sejak dari masa perkenalan fakultas, departemen, dll… : jangan cuma SO, karena dengan menjadi aktif itulah seorang mahasiswa menyandang gelar ‘maha’. Jadilah anak-anak yang SO itu tetap kurang berkualitas, sekalipun IP-nya nyaris empat.

Selain itu kebingunganku adalah karena aku mendapati kemunduran yang semakin nyata dalam diriku. Diantaranya penghargaan terhadap waktu. Sementara aku adalah orang-orang yang mengakui bahwa organisasi bisa membuat seseorang lebih menghargai waktunya, bahwa organisasi adalah tempat yang bisa membuat seseorang lebih baik dalam kepribadiannya.

Sementara aku dulunya termasuk orang-orang yang rela berpeluh-peluh (saah… berlebihan ni kayanya) untuk yang namanya organisasi. Seraya merasakan sendiri manfaatnya. Dan aku tahu nggak sedikit orang-orang yang mungkin mempertanyakan status SO-ku sekarang. Kalau boleh GR sedikit: memendam kecewa ringan atas putusanku menjadi SO.

Sehingga saat mencari penyebab itulah aku merasa aku harus kembali ‘terjun’. dengan harapan bisa kembali bangkit lebih baik lagi. Tetapi, semuanya tidak aku wujudkan dengan segera mendaftar atau ikut macam-macam.

Karena Q masih mempertimbangkannya. Prinsipku itu. Tentang apa yang aku yakini sekarang. Aku mempertimbangkannya. Tentang ikhtilat yang semakin bertambah sering. Tentang keluar rumah yang semakin banyak. Tentang mimpi sang mutiara yang harus tetap setia dalam cangkangnya sampai seseorang itu datang. Tentang perasaan ‘nggak enak’ yang muncul saat aku coba-coba terjun (ikut-ikutan rapat). Perasaan nggak enak apa ya… apa aku udah menipu diri sendiri. Perasaan nggak enak yang membuatku berpikir untuk nggak akan balik lagi. Untuk sekian saat (karena nyatanya [pernah] balik lagi juga).

Kemudian sahabatku yang kucinta bercerita. Tentang ujian yang akan semakin berat pada orang-orang yang berusaha menguatkan iltizam-nya –komitmen ya artinya-- . Bahwa jika aku memutuskan untuk tetap terjun, boleh jadi perasaan bersalah karena menabrak prinsip-prinsip itu hadir di awal, tapi tak akan bisa terjamin akan ada sampai kapan. Lama-kelamaan sangat boleh jadi kita akan terbiasa dengan kesalahan-kesalahan itu. Begitu kurang lebih nasihtnya. Sederhana. Tapi bermakna buatku.

Dan setelah kupikirkan… ayo tebaklah apa yang kuputuskan. Yap, aku setia dengan status SO ku.

Karena kutemukan letak permasalahannya bukan pada statusku sekarang. Tetapi pada bagimana aku membawa diriku sendiri.

Dengan status SO, seseorang akan memunyai lebih banyk waktu luang. Waktu luang yang sangat akrab dengan kemalasan dan ketidakproduktifan. Waktu luang sebagai nikmat yang banyak manusia tertipu olehnya. Rasa malas akan lebih mudah menghinggapi orang yang luang daripada orang yang ada dalam kesibukan. Inilah musuhku yang sebenarnya.

Perasaan diri yang semakin mundur itu mungkin bukan datang disebabkan diri yang nggak ikut kegiatan apa-apa, tetapi lebih karena diri yang belum mampu mengisi waktu dengan sesuatu yang baik dan bermanfaat. Dan orang-orang seperti ini memang identik dengan ketidak berkualitasan. Di sanalah salah satunya organisasi berperan. Membantu seseorang mengoptimalkan waktunya untuk kebaikan. Dan organisasi hanyalah salah satu diantara hal-hal lainnya yang juga berperan.

Dan Hei ingatlah diri,, bahwa sesungguhnya engkau punya mimpi yang besar. Tentang perubahan yang besar. Dan bahwa untuk itu semua engkau harus lebih berakhlak baik agar pemikiranmu lebih diterima. Agar engkau pnya muka untuk menyampaikan. Dan untuk itu semua engkau harus lebih banyak belajar, tentang apa yang dengannya dahulu suatu masa kejahiliahan menjadi terang-benderang.

Dan ingatkah diri… tetang mimpi itu. Mencetak generasi-generasi unggul yang menjadi pemimpin perubahan di masa depan. Dengan menjadi sosok ibu yang te-o-pe-be-ge-te. (witiw..)

Haha. Memangnya kau pikir itu mudah ha? Memang kau pikir semua akan terjadi begitu saja? Memangnya itu semua akan muncul begitu saja? Tentu semuanya perlu dipelajari dan dipersiapkan. Dan k au tahu apa modalmu? Yap, tepat sekali : waktu.

Jadi, berpusing-pusinglah tentang bagaimana engkau mengalahkan rasa malas. Agar waktu bisa diisi dengan hal-hal yang membawamu pada mimpimu.

Berhenti memusingkan tentang citra anak-anak SO. Pada saatnya, seseorang tidak akan dinilai berdasarkan apa yang menjadi gelar/statusnya, tetapi berdasarkan apa yang ada pada dirinya. Apa yang ada pada dirimu jauh lebih penting untuk dicemaskan daripada cuap-cuap tentang siapa engkau sekarang.

Dengan demikian, jagalah kualitas diri. Buktikan, bahwa seorang SO pun bisa berkualitas. Tentu bukan untuk sekedar pengakuan. Tetapi karena menjadi baik dan berkualitas itu memang harus (karena ALLOH tentunya). Iya kan??

Dan ketahuilah…………

Ini memang bukan hal yang mudah. Kemalasan itu musuh besar yang sangat lihai.

Ketahuilah ini bukan hal yang mudah. Karena akan selalu ada hal-hal yang membuatmu ragu dan membuatmu begitu ingin menyerah. Membuatmu begitu ingin berbalik ke belakang. Membuatmu merasa bahwa jalan yang sedang kau tempuh ini salah. Mimpimu terlalu tinggi dan tidak memberi pengaruh nyata.

Dan sekali kali, jangan menyerah.
|
This entry was posted on 06.50.00 and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.